Media sosial (medsos) berkembang pesat dalam satu
dekade terakhir. Saat ini, fungsi tidak hanya sebagai ajang pertemanan saja,
tetapi juga sebagai media berbagi informasi (sharing),
ajang promosi bisnis, sampai kampanye politik. Sayang, tidak semua kegiatan di
atas beraroma positif. Saat musim kampanye legislatif, presiden, gubernur,
bupati, atau walikota, pendukung calon-calon yang bertarung banyak memanfaatkan
medsos untuk saling menyerang dan
menjatuhkan lawan, bahkan cenderung kepada kampanye hitam (black campaign). Salah satu cara yang paling sering digunakan
adalah dengan membagi (share) berita,
artikel, atau status yang menguntungkan pihaknya dan menyerang pihak lawan.
Sialnya, apa yang mereka sebar dan bagikan banyak yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
Masyarakat Indonesia memang sangat mudah tenggelam
dalam euforia terhadap sesuatu yang sedang menjadi trending topic. Saat menjelang pemilu, hampir semua orang akan
tenggelam dalam hingar bingar kampanye. Ketika piala dunia sedang berlangsung,
sepak bola akan menjadi topik yang dibahas oleh berbagai kalangan. Begitu pula
ketika ada gejolak atau fenomena tertentu di masyarakat. Berkat medsos,
kejadian kecil pun bisa booming
hingga seluruh pelosok negeri. Berawal dari hingar bingar semacam inilah para
pengguna medsos mulai rajin untuk berbagi informasi mengenai topik yang sedang
hangat-hangatnya dibicarakan. Lama-kelamaan, beberapa orang pun berusaha untuk
“menciptakan” trending topic sendiri.
Apapun yang menurutnya menarik, akan dibagikan di akun medsos miliknya tanpa
dicek terlebih dahulu kebenaran informasinya.
Tentu Anda sekalian betapa hebohnya kasus beras
plastik beberapa waktu lalu. Hanya karena ada seseorang yang mengaku memasak
beras yang katanya mengandung plastik dan ada yang mengunggahnya ke medsos,
topik ini jadi viral dan menghebohkan. Banyak pengguna medsos membagikan berita
tersebut dengan disertai beragam komentar. Sebagian berkomentar untuk
berhati-hati saat membeli beras, tapi ada juga sebagian kalangan yang
berkomentar pedas sampai mengecam pihak-pihak tertentu bahkan pemerintah. Yang
memprihatinkan adalah sebagian dari mereka merupakan orang-orang yang
berpendidikan tinggi dan mengaku intelek. Padahal informasi tersebut belum
terkonfirmasi kebenarannya dan secara logika pun tidak masuk akal. Bagaimana
bisa plastik yang bersifat hidrofobik (antiair) bisa dimasak dan menjadi bubur?
Pada akhirnya pihak yang berkompeten pun memberi klarifikasi bahwa beras tersebut
tidak mengandung plastik. Akan tetapi, informasi tidak benar yang sudah
terlanjur dan menimbulkan keresahan di masyarakat.
Ada berapa sebab mengapa banyak pengguna medsos begitu
mudah membagikan sesuatu yang belum terbukti kebenarannya.
1. Malas berpikir
Mudahnya
memperoleh informasi via internet membawa dampak negatif bagi kita. Ketika
membutuhkan informasi, tinggal ketik di mesin pencari dan informasi yang kita
cari pun kita peroleh dengan mudahnya. Diakui atau tidak, situasi tersebut
membuat kita cenderung malas untuk berpikir. Informasi yang kita peroleh kadang
langsung ditelan mentah-mentah tanpa dicek terlebih dahulu kebenarannya.
Padahal informasi palsu (hoax) banyak
sekali beredar di internet. Kehebohan rumor beras plastik merupakan salah satu
contoh kemalasan kita untuk berpikir.
Contoh lain yang
belakangan beredar adalah berita mengenai air putih yang dimasak ulang bisa
mengandung racun. Dikatakan bahwa air yang dimasak ulang akan menghasilkan
racun seperti arsenik, fluoride, dan nitrat. Banyak sekali yang percaya begitu
saja informasi ini dan menyebarluaskan melalui medsos. Kalau kita mau berpikir
sedikit, dari mana zat tersebut kalau sebelumnya tidak ada? Sungguh aneh banyak
orang yang berpendidikan tinggi dengan mudahnya percaya pada informasi seperti
ini. Sebabnya? Apalagi kalau bukan malas berpikir.
Masih banyak
berita palsu lain yang dipercaya dan disebarluaskan pengguna medsos karena
malas berpikir. Beberapa diantaranya seperti tanaman dolar dapat menyebabkan
leukemia, bahaya sinar kosmik yang melewati bumi di malam hari, makan mie
instan bikin usus lengket dan bocor, sesuap lele mengandung 3000 sel kanker,
dan masih banyak lagi. Semua informasi tersebut jauh dari fakta ilmiah. Sudah
banyak klarifikasi dari pihak yang berkompeten.
2. Fanatik buta & kebencian yang berlebihan
Pesta demokrasi
di negeri kita tidak hanya jadi ajang obral janji, tetapi juga perang fitnah.
Masing-masing pendukung calon saling serang di medsos dengan menghalalkan
segala cara, termasuk dengan membuat artikel palsu atau memanipulasi berita.
Mereka tidak akan segan untuk membagikan berita yang mendukung kubu mereka dan
menyudutkan kubu lawan meskipun itu berita palsu. Contohnya tidak terhitung,
karena meskipun pemilu sudah lama berlalu, sampai saat ini masih banyak barisan
pendukung yang berperang opini di medsos dan tak jarang data-data palsu
digunakan untuk menyerang kubu yang berseberangan.
3. Konflik SARA
Isu SARA (suku,
agama, ras, dan antargolongan) merupakan isu yang super sensitif. Tak jarang
isu SARA digunakan oleh oknum tertentu untuk menimbulkan konflik di masyarakat.
Ketika konflik terjadi, pihak-pihak yang bertikai pun banyak menggunakan medsos
untuk menyebarkan propagandanya. Jika seseorang merasa menjadi bagian dari salah
satu pihak yang bertikai, semua informasi yang mendukung pihaknya akan
disebarkan meskipun belum terkonfirmasi kesahihannya. Isu SARA yang paling ramai
dibicarakan dalam satu tahun terakhir adalah pengungsi Rohingya dan kasus
penyerangan di Tolikara. Saat berkembang isu pengungsi Rohingya, banyak beredar
foto-foto yang diklaim sebagai bukti perlakuan kejam yang diterima suku
Rohingya, padahal diambil dari belahan dunia lain seperti korban ledakan gas di
Nigeria dan korban gempa Nepal.
4. Panic
moment
Dibandingkan
dengan alasan-alasan sebelumnya, alasan ini paling bisa diterima dengan akal
sehat. Pada kondisi darurat dan panik, orang cenderung menonjolkan emosi
dibandingkan akalnya. Hal dapat kita saksikan saat terjadi kasus bom Thamrin
beberapa waktu lalu. Beredar informasi palsu mengenai lokasi ledakan yang
katanya menyebar sampai ke Palmerah dan
Alam Sutera, Tangerang. Informasi dengan cepat menyebar karena hampir
semua orang yang menerima akan segera meneruskan dan membagikannya tanpa
mengecek kebenarannya terlebih dahulu, baik melalui medsos maupun broadcast
message.
Saya menulis artikel ini bukan berarti saya tidak
pernah membagikan berita palsu, tetapi justru karena saya menyadari beberapa
kali melakukannya. Oleh karena itu, saya menghimbau pada pembaca untuk selalu
mengecek dan menelaah kebenaran informasi yang kita terima terlebih dahulu
sebelum meneruskan dan membagikannya. Jangan sampai informasi yang kita bagikan
justru menimbulkan keresahan dan fitnah. Sebarkanlah informasi yang positif dan
konstruktif terhadap kehidupan berbangsa, bernegara, dan beragama.
Hanya 1 USER ID Bisa Main Semua Game Ini.
BalasHapusLIVE CASINO
SPORTBOOK
POKER
SABUNG AYAM
TANGKAS
SLOT GAMES
BATU GONCANG
NUMBER GAME
HOT PROMO CANDI4D :
Bonus New Member 10%
Bonus Deposit HARIAN 10%
BONUS Candi4D :
Bonus 1 Minggu Sekali!!!
Bonus Rollingan up to 0.8% ( Casino )
Bonus 2 Minggu Sekali!!!
-Bonus Rollingan Sport 0.3%
-Bonus Rollingan Poker 0.3%
-Bonus Rollingan Sabung Ayam 0.3%
-Bonus Rollingan Tangkas 0,3%
-Bonus Rollingan Slotgame 0,3%
BONUS CASHBACK ( SETIAP HARI SENIN )
-Bonus CashBack up to 15% ( Games & Tangkas )
-Bonus CashBack up to 15% ( Sportbook )
-Bonus CashBack up to 15% ( Sabung Ayam )
BONUS REFERRAL
-Bonus Referral Togel :
–4D & COLOK : 1%
–2D & 3D : 0.5%
-Bonus Referal up to 2% ( Sportbook & Sabung Ayam )
Discount TOGEL untuk Pasaran :
SENTOSA 4D – SENTOSA TOTO – SINGAPORE – FINLANDIA
Discount 4D : 66.00% , 3D : 59.50% , 2D : 29.50%
SYDNEY – HONGKONG
Discount 4D : 66.00% , 3D : 59.00% , 2D : 29.00%
Min Depo : Rp 25.000,-
Min WD : Rp 50.000,-
Ayo bergabung bersama kami! Rasakan pengalaman judi yang berbeda :)
Whatsapp : +6281298646539
Line : CANDI_4D
Instagram : cscandi4djitu
WWW. CANDIJITU. COM
Pelayanan 24 jam online :)