Rabu, 19 Agustus 2009

Nilai Waktu

Untuk mengetahui nilai satu tahun...tanyakanlah
kepada murid yang gagal dalam ujian akhir

Untuk mengetahui nilai satu bulan...tanyakanlah
kepada ibu yang bayinya lahir prematur

Untuk mengetahui nilai satu minggu...tanyakanlah
kepada editor majalah berita mingguan

Untuk mengetahui nilai satu hari...tanyakanlah
kepada buruh harian yang mempunyai enam orang anak

Untuk mengetahui nilai satu jam...tanyakanlah
kepada gadis yang sedang menantikan kekasih pujaannya

Untuk mengetahui nilai satu menit...tanyakanlah
kepada suami yang menantikan kelahiran anak pertamanya

Untuk mengetahui nilai satu detik...tanyakanlah
kepada peraih medali perak olimpiade lari atau renang

Untuk mengetahui nilai satu milidetik...tanyakanlah
kepada pembalap motor atau mobil yang start dari posisi kedua

Sabtu, 15 Agustus 2009

The Power of Dream

Pada olimpiade tahun 2000 di Sidney Australia, ada seorang pelari yang sebelumnya tidak diperhitungkan secara mengejutkan berhasil mencapai final. Ia bahkan menjadi pelari tercepat pada semifinal. Ketika diwawancarai perihal kesuksesannya mencapai final, ia berkata, “Saya selalu bermimpi untuk bisa masuk babak final. Bertahun-tahun saya bermimpi dan pada hari ini saya sangat bahagia karena mimpi saya terwujud.” Apa yang terjadi pada babak final? Pelari tersebut menjadi pelari terakhir yang menyentuh garis finish. 

Apa yang terjadi pada pelari tersebut merupakan hasil dari apa yang ia impikan selama ini. Selama bertahun-tahun ia bermimpi untuk dapat berlaga final lomba lari di ajang olimpiade. Mimpi tersebut berhasil membangkitkan energi yang luar biasa sehingga seluruh bagian tubuhnya, mulai dari otak, jantung, otot, dan tulangnya, bekerja keras mencapai mimpi tersebut. Ketika mimpi itu sudah tercapai, yakni mencapai babak final, energi yang dibangkitkannya lenyap begitu saja. Di sinilah letak kesalahannya. Ia tidak bermimpi untuk menjadi juara, tetapi hanya bermimpi untuk sekedar mencapai final

Kisah di atas mengingatkan kita agar hati-hati dalam menetapkan mimpi dan cita-cita kita. Kita harus bermimpi yang setinggi mungkin agar mampu membangkitkan energi yang besar untuk menggapai mimpi tersebut. Bahkan, ketika satu mimpi sudah tercapai, carilah mimpi-mimpi yang lain agar kita selalu mempunyai cukup energi untuk menjalani hidup. Bermimpilah, karena dengan mimpi kita bisa hidup. Orang yang tidak punya mimpi sama halnya orang mati. Mimpi-mimpi kita lah yang memberikan energi pada kita untuk berangkat ke sekolah, ke kampus, atau ke kantor. Mimpi-mimpi kita lah yang membuat kita bangun pagi untuk menyongsong hari baru yang lebih baik. Dan mimpi-mimpi kita pula lah yang semangat menjalani aktivitas. So, you must believe in the power of dream!

Selasa, 11 Agustus 2009

Fenomena EUREKA!

Suatu hari, Archimedes dipanggil oleh Raja Hieron ke istana. Ternyata sang raja sedang murka. Raja curiga mahkota pesanannya tidak terbuat dari emas murni, melainkan dicampur dengan bahan lain yang lebih rendah nilainya. Oleh karena itu, Archimedes, seorang pandai dari Kota Syracus, dipanggil untuk membuktikan kecurigaan raja.

Tentu saja Archimedes bingung bukan kepalang menerima perintah tersebut. Mahkota raja tersebut berbentuk tidak teratur. Padahal pada saat itu bentuk-bentuk geometri yang dikenal baru sebatas lingkaran, segiempat, segitiga, belah ketupat, silinder, balok, kubus, dan bentuk-bentuk sederhana lainnya. Oleh karena itu, Archimedes meminta ijin pada raja agar diperbolehkan untuk melebur mahkota tersebut dan membentuknya kembali menjadi balok atau kubus. Ternyata raja tidak mengijinkan karena mahkota tersebut begitu artistik dan raja tidak mau sampai rusak.

Archimedes kemudian pulang dan berusaha menghitung di rumahnya. Berhari-hari ia tidak menemukan jawaban. Suatu hari, ia bermaksud untuk bersantai dan menuju tempat pemandian para aristokrat di tengah kota Syracus. Tatkala memasukkan tubuhnya ke dalam bak mandi, ia merasa ada sesuatu yang patut diperhatikan. Ia santai saja, sampai tiba-tiba ia berdiri, keluar dari bak mandi, dan berlari-lari telanjang di tengah kota (tanpa mengenakan sehelai benang pun) sambil berteriak-teriak Eureka, Eureka, Eureka! (Saya tahu, Saya tahu, Saya tahu!).

Apa yang terjadi dengannya? Ia tiba-tiba menemukan jawaban masalah mahkota raja. Jawaban tersebut tiba-tiba saja terlintas dalam otaknya. Ia menemukan bahwa volume air yang tumpah saat ia memasukkan tubuhnya ke bak mandi adalah sama dengan volume tubuhnya sendiri. Hal yang sama kemudian ia lakukan pada mahkota raja. Dengan memasukkan mahkota raja ke wadah yang penuh berisi air dan mengukur volume air yang tumpah, ia dapat mengetahui volume mahkota raja. Selanjutnya, ia mengukur massa mahkota raja dan menghitung massa jenisnya. Karena massa jenis mahkota raja tidak sama dengan massa jenis emas murni, tahulah Archimedes kalau kecurigaan raja terbukti.

Fenomena di atas (oleh Isaac Asimov disebut Fenomena Eureka dan oleh Graham Wallas disebut Happy Idea) ternyata tidak hanya dialami oleh Archimedes. J.B. Watson, yang bersama dengan Francis Crick memperoleh hadiah Nobel Kedokteran, ternyata mengalami hal serupa ketika mereka menemukan model Double Helix DNA manusia. Friedrich August Kekule von Stradonist menemukan struktur kimia berbentuk ring pada molekul benzena (1865) ketika sedang dalam keadaan rileks dalam sebuah kereta yang membawanya ke kota Ghent, Belgia.

Masih ada yang lain. Pada tahun 1764, James Watt menemukan model kerja mesin uap ketika sedang berjalan santai pada suatu senin sore. Matematikawan William Rowan Hamilton (1843) merumuskan teori “quaternions” ketika sedang bersantai di pinggiran pantai bersama istrinya. Ahli Fisiologi Otto Loewi menemukan model kerja sel saraf ketika sedang berbaring di tempat tidur. Henry Poncaire, matematikawan yang memperkenalkan fungsi-fungsi Fuchsian dalam geometri, menemukan jawaban atas keingintahuannya justru saat ia minum kopi kental.

Apa yang terjadi pada ilmuwan-ilmuwan di atas, menurut Amabile (1983) adalah sebuah proses kreatif. Proses ini bukan sekali jadi karena ada waktu pengendapan, pemikiran divergen, pengeraman, keseriusan berpikir, dan relaksasi rutin (seperti Archimedes yang mandi atau Ponchaire yang santai sambil minum kopi pahit). Oleh karena itu, kreativitas adalah sebuah keterampilan. Laiknya penari yang handal atau pengukir yang terampil, orang-orang kreatif butuh latihan dan pembiasaan untuk menjadi kreatif. Dengan kata lain, proses kreatif tidak terjadi dari sesuatu yang “nothing”. Proses kreatif berlangsung dari sesuatu yang “already there”. Objek berpikir mungkin sama, tetapi orang kreatif memahami dan menelusurinya dengan cara yang berbeda dari biasanya.

Senin, 10 Agustus 2009

Membangun Positive Thinking (3): Mengubah Kelemahan Menjadi Kelebihan

Pernah mendengar nama Yati Pesek atau Aming? Saya yakin hampir semua dari kita pernah mendengar kedua nama tersebut. Sekilas tidak ada yang istimewa dari kedua orang tersebut. Memang, dari segi bentuk fisik kedua orang tersebut tidak mempunyai keistimewaan, malahan mempunyai kelemahan. Sesuai namanya, Yati Pesek mempunyai hidung yang pesek alias tidak mancung. Bentuk hidung pesek seperti itu bagi sebagian orang merupakan cacat yang memalukan sehingga mereka menjadi rendah diri. Akan tetapi, hal tersebut tidak berlaku bagi Yati Pesek. Bentuk hidungnya yang pesek justru menjadi “keistimewaan” baginya. Dengan hidung pesek tersebut, ia berhasil menjadi pelawak yang tenar.

Bagaimana dengan Aming? Orang yang tidak tahu pasti tidak mengira kalau pria bertubuh kerempeng itu adalah seorang artis. Tubuh yang kurus dan wajah yang pas-pasan tidak menghalangi Aming untuk menjadi artis tenar. Justru dengan tubuhnya yang kerempeng, ia bisa menjadi bintang pada sebuah acara komedi di salah satu stasiun televisi swasta.

Kedua orang di atas adalah orang-orang sukses yang mampu mengubah kekurangan menjadi sebuah kelebihan. Kekurangan yang mereka miliki justru mereka manfaatkan untuk menggapai kesuksesan. Masih banyak orang-orang sukses dan terkenal yang mempunyai kekurangan fisik. Tahukah Anda kalau Bethoveen, sang komposer terkenal, dan Alexander Graham Bell, penemu pesawat telepon, adalah dua orang yang tuli? Luar biasa bukan? Baik Bethoveen maupun Bell berhasil meraih kesuksesan di bidang yang menjadi kelemahan fisiknya.

Ingatlah bahwa semua orang pasti mempunyai suatu kelebihan yang bisa diandalkan untuk meraih kesuksesan. Janganlah kekurangan fisik membuat kita minder dan patah semangat untuk menggapai impian. Yakinlah kita bisa mengubah kekurangan yang kita miliki menjadi kelebihan yang akan mengantarkan kita ke gerbang kesuksesan.

Jumat, 07 Agustus 2009

Dahsyatnya Kata-Kata

Suatu hari, seorang jenderal besar di kota Romawi berkunjung ke seorang dukun terkenal. Sang jenderal bermaksud meminta “azimat” atau “mantra bertuah” dari sang dukun agar ia bisa kebal senjata dan tidak mati dalam perang. Ia melakukannya karena suatu saat kelak ingin menjadi penguasa Romawi.

Ketika bertemu sang dukun, ia langsung menyampaikan maksud kedatangannya. “Tenang saja,” kata sang dukun memulai nasihatnya. “Ibis redibis numquam peribis in armis,” lanjut si dukun. Mendengar itu, wajah sang jenderal langsung cerah. Ia pulang dengan semangat membara, meloncat-loncat gembira, dan siap memenangi perang. 

Apa yang terjadi dalam perang? Malang nian nasib sang jenderal. Ia kalah perang, tidak menjadi penguasa Romawi, dan (yang paling tragis) ia gugur di medan laga dengan ratusan tusukan tombak, pedang, dan panah di tubuhnya. Keluarga sang jenderal marah besar pada sang dukun. “Engkau pendusta! Engkau berkata kalau suamiku akan memenangi perang dan tidak gugur,” kata istri sang jenderal dengan marah. “Siapa bilang aku berkata begitu” timpal sang dukun tak kalah sengit. “Aku hanya bilang Ibis redibis numquam peribis in armis,” lanjutnya.

Usut punya usut, ternyata sang jenderal salah mengerti. Ia mendengar kata-kata sang dukun sebagai dua kalimat terpisah setelah kata redibis (menjadi Ibis redibis, numquam peribis in armis) dan berarti “Engkau akan pergi, akan kembali, dan tidak gugur di medan perang”. Padahal, sang dukun memaksudkannya Ibis redibis numquam, peribis in armis (tanda koma setelah kata numquam) dan berarti “Engkau akan pergi, tidak akan kembali dan gugur di medan perang.”

Apa yang tersirat dan tersurat dari cerita di atas? Kata-kata ternyata memiliki kekuatan yang dahsyat. Kata-kata bukan hanya serangkaian huruf-huruf, melainkan juga sarat “beban”. Ada muatan di dalamnya. Semua yang menjadi muatan kata-kata harus dapat dipahami secara jelas untuk menemukan makna yang dibawanya. Ilmu komunikasi memiliki prinsip: Words don’t mean, but poeple mean. Muatan kata-kata terletak pada penafsiran masing-masing orang.

Dari cerita di atas, kita bisa mengambil hikmah bahwa kita haris hati-hati dalam berkata-kata maupun dalam menafsirkan kata-kata orang lain. Kata-kata mempunyai kekuatan sangat dahsyat. Kata-kata bisa lebih tajam dari pedang, karena pedang hanya mampu melukai bagian luar kulit seseorang, sedangkan pedang bisa langsung melukai hatinya. Sungguh menarik bahwa dalam bahasa Inggris, kata-kata (words) mempunyai huruf penyusun yang sama dengan pedang (sword), hanya terbalik letak hurus s-nya saja. Pedang hanya mampu melukai satu atau dua orang saja dalam sekali tebas. Akan tetapi, kata-kata dapat memusnahkan ribuan orang dalam sekali ucapan. Bayangkanlah seorang komandan perang yang sedang memimpin pasukannya. Dengan hanya berteriak “Serang!” atau “Tembak!”, ribuan nyawa bisa melayang dalam sekejap, bahkan suatu negeri bisa hancur. So, hati-hatilah dengan kata-kata!

Minggu, 02 Agustus 2009

Fall in Love Everyday

Salah satu tugas rutin yang harus dilakukan oleh pelajar/mahasiswa adalah belajar, yakni mempelajari tentang segala sesuatu yang ingin kita pelajari. Sesungguhnya, kita sudah melakukan kegiatan belajar sejak masih bayi. Mulai belajar makan, berbicara, berjalan, membaca, berhitung, sampai menyanyi. Setelah usia semakin dewasa, kita diharuskan untuk belajar di sekolah. Belajar di sekolah atau kampus seringkali menjadi aktivitas yang begitu membosankan bagi kita. Apalagi begitu menjelang test atau ujian. Kita harus belajar dengan keras, tidak hanya di sekolah atau kampus saja, tetapi juga di rumah.Agar kita dapat belajar dengan baik, kita harus menganggap bahwa aktivitas belajar merupakan aktivitas yang menyenangkan, bukan membosankan. 

Judul di atas tidak dimaksudkan untuk “mengecewakan” pembaca karena isi tulisan ini tidak sesuai dengan yang disangka sebelumnya. Akan tetapi, judul tersebut ingin saya kaitkan dengan bagaimana kita bisa membuat suasana belajar yang menyenangkan dengan jatuh cinta setiap hari. Jatuh cinta?

Jangan berpikir kemana-mana dulu! Jatuh cinta tak hanya kepada lawan jenis saja kan? Kita bisa jatuh cinta pada apa saja, bisa pada hewan peliharaan, benda kesayangan, sampai jath cinta pada alam sekitar yang mempesona. Kalau kita ingin agar aktivitas belajar menyenangkan, kita harus “jatuh cinta” pada aktivitas belajar itu sendiri. Bagaimana caranya?

Cinta bisa diartikan ketertarikan seseorang akan sesuatu yang memancarkan keindahan. Keindahan berarti luas. Kalau keindahan itu ada pada diri manusia, mungkin bisa berupa paras yang cantik atau tampan, suara yang merdu, atau bentuk tubuh yang aduhai. Keindahan dalam belajar berarti suasana belajar indah, yang membuat kita merasa nyaman dan tidak cepat merasa bosan. 

Kita bisa membuat suasana belajar yang indah sesuai dengan tempat kita belajar. Kalau kita belajar di kamar, sesekali buatlah kamar kita tidak seperti biasanya. Misalnya, menata ulang layout kamar kita. Pindahkan atau saling pertukarkan letak lemari, meja belajar, kursi, dan tempat tidur di kamar kita. Kita akan mendapatkan suasana baru yang mungkin lebih nyaman buat kita untuk belajar. Selain itu, kita juga bisa mendekor ulang kamar kita dengan desain sebelumnya. Contohnya adalah dengan menempelkan poster-poster pada dinding kamar. Kita bisa menempelkan poster apa saja sesuai selera kita. Kalau kita penggemar sepakbola, kita bisa menempelkan poster pemain bola favorit kita. Kalau kita fans berat artis tertentu, kita bisa juga menempelkan posternya di kamar kita. Selain menambah keindahan, poster-poster tersebut juga bisa menginspirasi kita. Selain poster-poster yang menjadi selera kita, hendaknya kita menempelkan juga poster yang menggambarkan keindahan alam. Poster tentang alam akan membuat suasana hati kita menjadi lebih tenang dan damai.

Jika bosan belajar di kamar, sesekali belajarlah di tempat yang tidak biasa untuk mencari suasana baru yang lebih segar. Contohnya, kita bisa belajar di atas pohon, di lapangan, di sawah, bahkan di kuburan. Saya pernah mempunyai seorang teman yang sering belajar di kuburan karena suasananya sepi sehingga lebih mudah untuk berkonsentrasi. Yang jelas, di mana pun tempat yang kita pilih untuk belajar, kita harus bisa berkonsentrasi belajar di tempat tersebut. 

Belajar memang harus dibarengi dengan suasana menyenangkan kalau ingin mendapatkan hasil maksimal. Kita harus melakukan yang terbaik yang kita bisa untuk membuat belajar itu menyenangkan. Jadi kita memang harus fall in love everyday agar hidup kita menyenangkan, tidak hanya pada saat belajar. Katakanlah “everyday I love you” saat kita akan melakukan aktivitas apa pun sehingga kita bisa mendapatkan yang terbaik yang kita inginkan sebagaimana lirik lagunya Boyzone “Everyday I Love You” berikut:

I never thought that dreams came true 
But you showed me that they do 
You know that I learn something new 
Everyday I love you
...........................................................

If I asked would you say yes? 
Together we're the very best 
I know that I am truly blessed 
Everyday I love you 
And I'll give you my best
Everyday I love you