Jumat, 17 Juli 2009

Relativitas dalam Al Quran

Teori relativitas waktu baru dikemukakan oleh Albert Einstein pada awal abad 20. Menariknya, ternyata relativitas waktu juga disebutkan dalam Al Quran. Beberapa ayat menjelaskan bahwa orang-orang mengalami waktu yang berbeda-beda dan kadang-kadang orang menganggap suatu masa yang sangat singkat sebagai masa yang sangat panjang. Contoh yang bagus adalah percakapan antara Allah SWT dengan orang-orang pada pengadilan hari akhir sebagai berikut:

“Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi? Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung." Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui.” (QS Al Mu’minuun [23]: 112-114)

Dalam ayat lain, Allah menyatakan bahwa waktu berputar dalam langkah yang berbeda-beda dan dalam kondisi yang berbeda-beda pula:

“Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS Al Hajj [22]: 47)

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS Al Ma’aarij [70]: 4)

“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS As Sajdah [32]: 5)

Ayat-ayat di atas merupakan keterangan yang jelas mengenai relativitas waktu. Ayat-ayat tersebut tercantum dalam kitab suci Al Quran yang telah disampaikan pada manusia sejak 14 abad yang lalu. Bahwa relativitas waktu baru dipahami oleh para ilmuwan pada awal abad 20 merupakan bukti bahwa Al Quran benar-benar firman Allah, Dzat yang menguasai seluruh ruang dan waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar