Nabi-Nabi Pakar Teknologi

Bagi seorang muslim, mencari ilmu merupakan suatu kewajiban, baik ilmu agama maupun ilmu umum (sains dan teknologi). Kewajiban dan keutamaan mencari ilmu banyak tercantum dalam nash Al Quran maupun hadist. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

“niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (QS Al Mujaadilah [58] :11)
“Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi muslim laki-laki dan perempuan” (HR Ibnu Abdil Barri).
“Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan padanya jalan menuju surga” (HR Muslim)

Ilmu yang dimaksud dalam ayat maupun hadist di atas memang tidak menyebutkan secara gamblang apakah ilmu agama atau ilmu umum. Artinya, kita diwajibkan untuk mencari keduanya. Kewajiban mencari ilmu agama sudah banyak dibahas di berbagai forum pengajian, tausiah, dan sebagainya. Begitu pula dengan mencari ilmu umum. Banyak buku dan ceramah yang telah mengupas masalah tersebut. Oleh karena itu, tulisan ini tidak akan membahas hal tersebut. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan contoh bahwa para nabi pun menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk memperlancar dakwah mereka. Di antara nabi-nabi tersebut, antara lain:

Nabi Nuh a.s.
Nabi Nuh merupakan seorang ahli ilmu bangunan kapal (naval architect). Sebagaimana telah kita ketahui, Nabi Nuh diperintahkan Allah untuk membual sebuah kapal karena Allah hendak menurunkan azab bagi umatnya yang durhaka berupa banjir bandang. Allah SWT berfirman: “Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan” (QS Huud [11] : 37). Saat janji Allah benar-benar terjadi, kaum yang dholim musnah ditelan banjir, sedangkan Nabi Nuh dan umatnya yang beriman selamat setelah berhasil membuat kapal.

Nabi Daud a.s.
Nabi Daud a.s. diberi karunia Allah dapat mengolah besi dengan teknik metalurgi untuk membuat baju besi yang dapat digunakan untuk perang pada saat itu. Hal tersebut tercantum dalam firman Allah berikut ini : “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud", dan Kami telah melunakkan besi untuknya” (QS Saba’ [34] : 10).

Nabi Sulaiman a.s.
Nabi Sulaiman a.s. dikaruniai keterampilan teknik bangunan dan arsitektur sehingga mampu membuat istana yang luar biasa indah dan megah. Ratu Balqis yang semula seorang penyembah matahari masuk Islam setelah mengunjungi istana Nabi Sulaiman a.s. Ratu Balqis sebenarnya juga mempunayi istana yang sangat indah. Akan tetapi, keindahan istananya tak seberapa bila dibandingkan dengan istana Nabi Sulaiman a.s. Suatu ketika, Ratu Balqis diundang ke istana Nabi Sulaiman a.s. Wanita itu menyingsingkan pakaiannya ketika memasuki istana karena khawatir basah oleh air. Ia mengira lantai yang berkilauan basah oleh air, padahal hanya lantai yang terbuat dari kaca. Firman Allah SWT : “Dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam istana." Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca." Berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam” (QS An Naml [27] : 44).

Nabi Ibrahim a.s.
Nabi Ibrahim a.s. bersama dengan putranya Nabi Ismail a.s. mempertinggi bangunan Ka’bah. Mereka berdua menguasai teknik bangunan gedung menggunakan bahan perekat, semacam semen pada masa kini. Allah SWT berfirman : “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS Al Baqarah [2] : 127).

Iskandar Dzulkarnain
Iskandar Dzulkarnain tidak termasuk dalam 25 nabi dan rosul yang wajib diketahui. Akan tetapi, nama beliau tercantum dalam Al Quran. Pada suatu ketika, Iskandar Dzulkarnain diminta oleh suatu kaum untuk membuat sebuah dinding yang menutup Ya’juj dan Ma’juj, dua bangsa yang selalu berbuat kerusakan. Iskandar Dzulkarnain mengabulkan permintaan tersebut dengan membuatkan dinding yang terbuat dari campuran besi dan tembaga. Dengan kata lain, Iskandar Dzulkarnain menguasai teknik aliase atau paduan logam. Hal tersebut terangkum dalam firman Allah SWT berikut : “Berilah aku potongan-potongan besi." Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)." Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu” (QS Al Kahfi [18] : 96).

Demikianlah uraian mengenai nabi-nabi yang menguasai teknologi yang dipaparkan dalam Al Quran. Semoga dapat menjadi penyemangat kita semua dalam menuntut ilmu sebagai sarana dakwah Islam. Amin.