Senin, 11 Mei 2009

Akhlak Seorang Ikhwan

Suatu hari, seorang ikhwan berumur 13 tahun sedang bercakap-cakap dengan ibunya.
“ Ibu, bagaimanakah seorang ikhwan yang sejati itu?” tanya sang ikhwan.
“Anakku, menjadi seorang ikhwan sejati harus memiliki akhlak mulia,” jawab ibunya.
“Bagaimana ananda harus berbuat, Ibu?”
Si ibu tersenyum kemudian bercerita sebagai berikut :
1. Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dilihat dari kasih sayangnya terhadap lingkungan sekitarnya.
2. Ikhwan sejati bukanlah yang mempunyai suara paling lantang, tetapi bagaiman dengan kelembutannya menyuarakan kebenaran.
3. Ikhwan sejati tidak tercermin dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya dalam menghadapi persoalan.
4. Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya teman yang mengelilinginya, tetapi dari kepeduliaannya terhadap generasi muda bangsa.
5. Ikhwan sejati bukanlah yang mempunyai harta berlimpah, tetapi yang tabah menghadapi lika-liku hidup.
6. Ikhwan sejati tbukanlah dilihat dari banyaknya rekan yang menyukainya di tempat kerja, tetapi dari bagaimana ia dihormati di dalam rumah.
7. Ikhwan sejati tidak dapat dipandang dari banyaknya akhwat yang mencintainya, tetapi dari komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya.
8. Ikhwan sejati tidak hanya terlihat dadanya yang bidang, tetapi apa yang ada di dalamnya.
9. Ikhwan sejati bukanlah ia yang paling keras membaca Al Quran, tetapi yang paling konsisten menjalankan apa yang ia baca dari Al Quran.
“Oh, Ibu. Dari manakah ananda bisa memperoleh teladan seperti itu?”
Sang ibu kembali tersenyum. Ia berjalan menuju rak buku. Diambilnya sebuah buku yang berjudul “MUHAMMAD S.A.W, SANG TELADAN” kemudia diserahkan pada anaknya.
“Bacalah, Nak. Amalkanlah apa yang kau pelajari dari buku ini. Insya Allah engkau akan menjadi seorang ikhwan sejati.”
“Terima kasih, Ibu.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar