Kamis, 14 Mei 2009

Lebah : Sang Pakar Kalkulus Vektor

Lebah madu (Apis cerana) merupakan hewan yang hidup dalam koloni yang mempunyai struktur sosial dalam komunitasnya. Seperti halnya pada masyarakat semut dan rayap, komunitas lebah madu terdiri atas beberapa struktur sosial yang unik. Komunitas lebah madu terdiri atas lebah ratu, lebah jantan, dan lebah perkerja. Lebah ratu merupakan lebah betina yang fertil (subur). Dalam satu sarang hanya terdapat satu lebah ratu. Lebah ratu berukuran paling besar dibandingkan lebah yang lainnya. Dia bertugas hanya untuk bertelur. Dalam sehari, seekor lebah ratu mampu menghasilkan 1500 – 2000 butir telur atau kira-kira sebutir tiap 50 detik.

Lebah jantan berukuran sedang, lebih kecil dari lebah ratu tetapi lebih besar daripada lebah pekerja. Lebah jantan bertugas mengawini lebah ratu. Jenis lebah pekerja merupakan jenis lebah yang berukuran paling kecil. Sesuai namanya lebah ini bertugas untuk mencari makanan dan mengurus sarang mereka. Lebah pekerja merupakan lebah yang steril (mandul) sehingga tidak mampu untuk berkembang biak. Jumlah lebah pekerja dalam satu sarang sangat banyak. Pada kaki mereka terdapat kantong yang berfungsi untuk membawa nektar.

Artikel ini tidak akan membahas lebih jauh mengenai struktur sosial dalam masyarakat lebah. Sebagaimana kita ketahui lebah pekerja mampu menghasilkan madu dari nektar yang diambil dari bunga. Selain itu, lebah juga mampu menghasilkan royal jelly, lilin lebah, dan pollen yang dapat dimanfaatkan manusia. Akan tetapi, tahukah Anda kalau terdapat perilaku lebah pekerja yang menakjubkan saat mereka menemukan sumber nektar?

Saat seekor lebah pekerja menemukan sumber nektar sebagai bahan baku madu, ia akan segera kembali ke sarang. Ia akan memberikan contoh makanan yang ia temukan pada teman-temannya dan memberitahukan letaknya. Disinilah terjadi proses yang sangat unik dan menakjubkan. Fenomena ini pertama kali diamati oleh seorang ahli ethologi (ilmu perilaku hewan / animals behavior) asal Austria, Karl von Frisch. Lebah yang baru saja menemukan sumber makanan (bunga) akan melakukan tarian yang biasa disebut dengan waggle dance atau tarian kibas. Tarian kibas akan membentuk pola seperti angka delapan. Tarian ini bukan sembarang tarian. Tarian ini menunjukkan arah dan jarak sumber makanan dari sarang mereka.

Jika sumber makanan terletak tepat searah dengan arah matahari, sang lebah akan menari sambil bergerak lurus pada sumbu vertika. Jika bunga terletak di sebelah kiri atau kanan garis antara sarang dan matahari, sang lebah pun akan menari meyimpang ke kiri atau ke kanan sumbu vertikal. Sudut penyimpangan arah tarian sama persis dengan sudut penyimpangan arah bunga garis sarang-matahari (untuk lebih jelasnya lihat gambar). Sementara itu, jumlah kibasan selama menari menunjukkan jauh dekatnya sumber makanan dari sarang. Semakin jauh sumber makanan, semakin banya jumlah kibasan yang dilakukan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tiap bertambahnya jarak 100 meter, tarian yang diperagakan lebah akan bertambah lama sekitar 70 milidetik. WOW!

Lebah tersebut akan akan terus menari untuk menunjukkan sumber makanan pada lebah-lebah lain yang ada di sarang. yang lebih menakjubkan lagi, lebah yang menari juga memperhitungkan pergeseran semu matahari. Setiap empat menit, matahari akan bergerak semu sebesar satu derajat ke arah barat. Kalau lebah tetap mempertahankan arah tariannya, ia melakukan kesalahan yang dapat menyesatkan teman-temannya. Akan tetapi,seolah mengetahui pergeseran matahari, lebah yang menari pun menggeser arah tariannya sebesar satu derajat setiap empat menit sesuai dengan pergeseran matahari. Subhanallah!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar